Selasa, 18 Februari 2014

Tidak kita akan menangis

Pada suatu hari, seorang sahabat bertamu kepada rumah sahabatnya. Setelah mengucap salam, diijinkan masuk, dia melangkah ke dalam, menemukan sahabatnya yang sedang berbaring di atas tikar, berbantal pelepah pohon seperti nyiur. Tikar itu tidak besar, bahkan sebagian tubuh sahabatnya itu berada di atas tanah. Pun jelas tidak empuk, hanya tikar seperti tikar pandan. Rumah itu juga sungguh sederhana, yang menatapnya mengundang keharuan.

Menyaksikan sekitarnya, menitikkan air mata sang tamu itu, membuat sahabatnya yg sedang berbaring bertanya, "Wahai sahabatku, kenapa kamu menangis?"

"Bagaimana aku tidak akan menangis, tikar yang kau pakai membuat bekas di tubuhmu, padahal engkau adalah kekasihNya." Sang tamu menjawab lirih, "Kekayaanmu hanya ini, sedangkan Kisra (Persia) dan Kaisar (Romawi) duduk di atas singgsana terbuat dari emas."

Sahabatnya tersenyum, "Mereka telah menyegerakan kesenangan yang sebentar lagi pasti berakhir, sementara kita adalah kaum yang menangguhkan kesenangan kita untuk hari akhir. Perumpamaan hubunganku dengan dunia seperti orang bepergian pada musim panas. Dia berlindung sejenak di bawah pohon, kemudian pergi meninggalkannya."

Yang bertamu adalah Umar Bin Khattab, yang berbaring di tikar adalah Rasulallah.

Mau berapa banyak lagi kisah2 terbaik yang harus kita dengarkan agar kita paham hiduplah sederhana. Mau berapa banyak lagi kita bersilat lidah, menggunakan logika dunia ini, hanya sebagai pembenaran2 nafsu saja. Bahkan yang lebih rumit lagi, kita tega menjual agama demi kesenangan dunia, pun sekaligus tameng atas argumen2 hidup.

Siapapun yang mengambil jalan sebagai pemimpin orang2 banyak; jika mereka tidak mencontoh kesederhanaan Rasul Allah, mereka hanyalah golongan pembual. Mereka dustakan saja contoh terbaik yang pernah ada. Tapi bagaimanalah kita akan bicara soal teladan? Hari ini, orang2 bahkan berebut, berlomba menggapai kekuasaan, berseru2 minta dipilih dalam jabatan tinggi.

Entahlah, mungkin mereka lebih mencontoh Kisra Persia dan Kaisar Romawi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar